Rabu, 05 Desember 2012

Maria TV

Maria TV menampilkan penyiar BERCADAR

oleh :  Cak You Tube

TV Maria, Wanita Bercadar Lawan Diskriminasi

Mengenakan jilbab dan cadar, membungkus tubuh dengan pakaian hitam, para perempuan ini adalah simbol revolusi kebudayaan Mesir paska gelombang demokratisasi yang mengguncang Arab, "Arab Spring".

Mereka adalah para pegawai Maria TV, saluran televisi yang menampilkan para penyiar berjilbab dan bercadar. Stasiun televisi ini merupakan upaya perlawanan terhadap diskriminasi yang dialami perempuan bercadar, di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Diskriminasi tersebut salah satunya dialami Abeer Shahin, lulusan American University, universitas bergengsi di ibukota Kairo. Meski punya latar belakang akademis cemerlang, ia kesulitan mendapatkan pekerjaan. Hanya karena pilihannya mengenakan niqab atau jilbab bercadar.

Untungnya, ia kemudian diterima bekerja sebagai penyiar di Maria TV. "Sangat tidak adil mempersepsikan perempuan berjilbab hanya sebagai ibu rumah tangga yang relijius," tegas Shahin, seperti dimuat Reuters. "Padahal ia juga bisa menjadi dokter, profesor, juga insinyur."

Sehari-hari Shahin mengenakan jubah longgar hitam dan kerudung yang hanya menunjukkan kedua matanya. "Sebelumnya saya diberi tahu bahwa tak mungkin penyiar televisi mengenakan niqab terkait bahasa tubuh. Tapi, nada suara saya bisa menyampaikan emosi dan reaksi."

Di era baru Mesir setelah kejatuhan Hosni Mubarak, para perempuan bercadar, yang lama tertindas secara sosial dan politik, berharap menemukan posisinya di masyarakat. Sebelumnya, mereka mengalami diskriminasi di bursa tenaga kerja, pendidikan, di manapun.

Bahkan, ada kejadian di mana dari mereka dilarang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Shahin berharap saluran TV baru, yang siaran di awal Ramadan, akan menunjukkan pada masyarakat, bahwa "ada perempuan-perempuan bercadar yang sukses".

Maria TV berkantor di sebuah apartemen kecil di daerah kelas pekerja di Abassiya. Kala itu, ada tiga perempuan beradar di sebuah ruangan, ada yang berniat menyerahkan lamaran kerja, lainnya menerima pelatihan.

Kelompok Islamis telah bergerak ke jantung kehidupan politik dan pemerintahan Mesir sejak Mubarak didongkel dari kekuasaan tahun lalu. Namun menurut para pendiri Maria TV, kondisi itu tidak ada hubungannya dengan stasiun TV, yang telah direncanakan sejak 2008.

Maria TV akan bersiaran selama enam jam per hari di saluran al-Ummah -- stasiun televisi relijius yang dikelola oleh kelompok Salafi.

Meski bertujuan mulia, para pejuang perempuan di Maria TV bersiap menerima kritik. "Saya yakin akan ada yang menyerang kami. Orang-orang akan berkata, 'Mengapa tidak membuat stasiun radio saja?'," ujar Shahin. Serangan itu, dia menambahkan, seharusnya tidak terjadi.

Oh ya, Maria TV mengambil nama seoerang perempuan Kristen Koptik yang menikah dengan Nabi Muhammad: Maria.


TV Mesir yang satu ini bahwa semua penyiar yang bekerja di stasiun ini, semuanya harus memakai cadar yang menutupi seluruh wajahnya. Kalau dalam stasiun TV lain mungkin kita bisa temui penyiar wanita yang memakai jilbab, tetapi di sini, memakai jilbab saja tidak cukup untuk bisa menjadi penyiar dalam stasiun TV ini, harus benar-benar tertutup oleh cadar.

“Stasiun TV ini khusus untuk perempuan, tidak akan ada campur tangan laki-laki di dalamnya,” tegas Ustazah Sofa, Direktur TV “Maria“


Pihak yang tidak setuju dengan pemikiran ini mengatakan bahwa pemakaian cadar pada penyiar akan menjadi hambatan tersendiri dalam mendekatkan antara penyiar tersebut dengan para pemirsanya, karena penonton tidak akan dapat mengenali siapa perempuan yang ada di layar TV mereka.
Membantah kritikan tersebut, Abu Islam menjawab bahwa perempuan bercadar dapat dikenali seperti halnya apabila mereka tidak memakai cadar. “Pada waktu sholat Ied, saya bisa mengenali anak-anak perempuan saya, padahal di sana ada dua ratusan wanita,” jawabnya.
----------------


sumber
http://sabili.co.id/internasional/tv-maria-tv-khusus-perempuan
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/333454-mesir-luncurkan-tv-khusus-wanita-burqa