Jumat, 07 Desember 2012

MARI MEMBIASAKAN KATA AHAD , BUKAN MINGGU !





 
Minggu adalah hari pertama dalam satu pekan. Kata Minggu diambil dari bahasa Portugis, Domingo. Dalam bahasa Melayu yang lebih awal, kata Domingo dieja sebagai “Dominggu”. Baru sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kata ini dieja sebagai “Minggu”.

Kata minggu (m dalam huruf kecil) berarti pekan atau “week” dalam bahasa Inggris, satuan waktu yang terdiri dari tujuh hari.

Nama lain hari Minggu adalah Ahad yang berarti “satu” –diambil dari bahasa Arab. Nama lainnya untuk hari ini adalah Aditya, Raditya, Radite, atau Dite yang diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti matahari, mirip dengan pengertian dalam bahasa-bahasa di Eropa.

Hari Minggu adalah hari libur di negara-negara Barat dan di beberapa negara di Bumi belahan Timur. Bagi umat Kristen, hari Minggu merupakan hari untuk beristirahat dan beribadah –kebaktian di gereja. Dalam agama pagan, hari Minggu juga hari beristirahat dan beribadah kepada dewa matahari. (Wikipedia).

Bahasa Indonesia mengambil kata Minggu sebagai hari pertama dalam sepekan, bukan Ahad. Padahal, hari lainnya mengambil dari bahasa Arab:

Senin –Istnain(Dua)
Selasa –Tsalatasah (Tiga)
Rabu –Arba’ah (Empat)
Kamis –Khomsah (Lima)
Jum’at –Jama’ah (Berkumpul, Kumpulan), yakni shalat Jumat yang wajib dilakukan secara berjamaah.
Sabtu –Sab’ah (Tujuh) atau Sabbat (hari yang disucikan pada zaman Nabi Musa as.)

Bangsa Portugis selama kurang lebih 85 tahun (1511 M – 1596 M) berinteraksi dengan Nusantara, peninggalannya yang masih membekas sampai hari ini adalah dirubahnya hari Ahad menjadi Minggu pada penanggalan nasional. Padahal ada tujuh hari dalam penanggalan nasional yang berasal dari saduran bahasa Arab, namun hanya satu yang dirubah yaitu hari Ahad.

Umat Islam akan sangat senang jika hari pertama itu bukan Minggu, tapi Ahad. Selain “demi konsistensi” mengadopsi nama hari dalam bahasa Arab, Ahad juga bermakna khusus dalam literatur sejarah Islam.

Umat Islam sangat paham dengan sejarah keislaman Bilal Bin Rabah. Saat ia disiksa majikannya karena memeluk Islam, yakni ditimpa batu besar di atas tubuhnya di tengah terik alam padang pasir, ia terus mengucapkan kata yang sangat populer hingga kini: “Ahad, Ahad, Ahad”.

Yang dimaksud “Ahad” oleh Bilal tak lain adalah “Yang Mahaesa”, Tuhan yang satu, yakni Allah SWT, sebagaimana ayat 1 Al-Quran Surat Al-Ikhlas: Qul huwAllahu Ahad , “Katakanlah! Dialah Allah Yang Satu!”.

Jadi, Ahad bermakna sangat dalam, yaitu simbol tauhidullah –keesaan Allah SWT. Nah…. bagaimana kalau mulai sekarang, kita gunakan kata Ahad, bukan Minggu? Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar