ktu bertemu di mall-mall, di restaurant ataupun di Rumah Sakit.
Sebetulnya kalau kita mau jujur terhadap diri kita sendiri, para TKW/
PRT (Pembantu Rumah Tangga) itu sudah diperlakukan tidak layak dan tidak
manusiawi sejak sebelum keberangkatan mereka ke Saudi.
Pernahkah teman-teman melihat pemandangan di bandara Soekarno-Hatta,
bagaimana para petugas, baik petugas dari PJTKI-nya atau petugas bandara
memperlakukan TKW/ PRT yang akan diberangkatakan ke Saudi Arabia
khususnya..??
Mereka digiring-giring seperti ternak, seringkali
mereka dibentak-bentak bahkan dicaci maki. Saya sering melihat
pemandangan seperti itu, karena setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun
sekali saya pulang pergi Riyadh- Jakarta, Jakarta- Riyadh. Pemandangan
seperti itu, bukan pemandangan yang langka.
Para TKW itu
setelah digiring-giring seperti bebek, mereka biasanya duduk bergerombol
dilantai. Ada pemandangan yang berbeda tentang kelakuan dan tingkah
para TKW, dari TKW/ PRT yang akan berangkat ke Saudi dengan tingkahnya
para TKW/ PRT yang mau pulang dari Saudi. Para TKW yang bergerombol di
bandara Soeta, kebanyakan mereka diam dan tidak banyak omong.
Tapi coba perhatikan para TKW/ PRT di bandara KKIA Riyadh yang mau
pulang ke Jakarta, berisiknya minta ampun. Kalau ngomong saja sampai
teriak-teriak, bahkan pernah saya lihat ada yang joget-joget segala,
sampai ada yang ditegur oleh satpam-nya bandara KKIA.
Back to topic.
Di bandara Soeta dokumen2 keberangkatan para TKW, saya perhatikan
semuanya sudah diurus oleh petugas dari PJTKI masing2. Setelah masuk
ruang tunggu pesawat dan terbang ke Saudi, barulah TKW itu bertanggung
jawab atas dirinya masing2. Ketika mereka sudah ada dalam pesawat
Saudia/ GIA. Mulailah para pramugari yang di uji kesabarannya oleh para
TKW.
Saya memperhatikan, betapa seringnya para pramugari yang
cantik2 itu membersihkan lavatory/ wc. Sambil tidak henti2 memberikan
pengarahan kepada para TKW yang menggunakan lavatory. Coba lihat lantai
lavatory yg menjadi penuh air, karena para TKW tidak tahu caranya cebok,
tidak tahu caranya membuang tissue. Semuanya berceceran di lantai.
Bahkan cara mengunci wc pun mereka tidak tahu. Kalau kebetulan saya mau
menggunakan wc, seringkali sayapun ikut2an memberi tahu mereka.
Bahkan setiap saya pulang atau pergi Riyadh – Jakarta, saya pasti dan
selalu menjadi sekertaris dadakan para TKW untuk mengisi kartu2
kedatangan mereka.
Tahukah teman…?
Kalau banyak para TKW yang buta huruf…?
Bahkan banyak dari para TKW itu yg tidak bisa berbahasa Indonesia…??
mereka hanya bisa bahasa dari daerahnya sendiri. Jangankan bisa bahasa
Arab untuk bisa berkomunikasi dengan majikan, bahasa Indonesiapun mereka
banyak yang tidak tahu…?
apalagi bahasa Inggris…?
Itu
sih bisa di itung dengan jari kelingking. Mungkin dari 1 jt TKW yang ke
Saudi, mungkin cuma 1 yang bisa sedikit ngerti english…Itu kenyataan
teman2..
Menyedihkan bukan..??
Terus apa yang mereka lakukan selama mereka ada di penampungan..????
Ternyata adanya balai latihan kerja itu sepertinya hanya formalitas
saja, kadang2 tidak ikut latihan kerja juga mereka sudah bisa punya
sertifikatnya.
Halahhhh….tahu sendiri lah, di negara tercinta
kita itu apapaun bisa dibeli asal ada uang. Level korupsinya sudah dari
level paling rendah sampai level paling tinggi. Berdasarkan sumber yang
bisa dipercaya ( para TKW khususnya yang ke Saudi ) selama mereka berada
di penampungan itu, selama mereka sedang mengurus dokumen2 dan menunggu
datangnya visa.
Para TKW itu tidak belajar apa2. Mereka hanya tidur2an, makan, minum, ngorol2 sampai malam.
Setelah mereka sampai di bandara King Khalid Riyadh, karena tidak ada
petugas dari PJTKI yang mengarahkan mereka, jadilah gerombolan para TKW
itu seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
Bagaimana tidak
dibentak2 oleh petugas orang Saudi, kalau mereka disuruh berbaris
disebelah kanan, para TKW masih tetap bergerombol disebelah kiri.
Disuruh mengantri satu2, malah mereka saling berebut.
Disuruh memperlihatkan paspor dan kartu kedatangan, mereka malah melongo.
Ya iyalahhhh….petugas mana yang tahann….?!
Apalagi orang Saudi kebanyakan tidak sabaran, dan suaranya yang
kenceng2. Habislah para TKW itu dibentak2. Jangankan oleh petugas orang
Saudi yang tidak bisa berbahasa Indonesia, wong oleh petugas orang
Indonesia yang sebangsa saja, para TKW itu sering dibentak2 koq.
Setelah mereka selesai di proses di imigrasi dan selesai mengambil
bagasi. Mereka semua dikumpulkan dan di data, sementara paspor para TKW
itu akan dipegang oleh petugas Imigrasi. Setelah itu para TKW akan
dibawa ke ruangan tunggu khusus TKW, sambil menunggu dijemput oleh
majikan masing2.
Para TKW itu tidak akan dikeluarkan dari
ruangan tersebut, kecuali dijemput oleh majikannya yang nama majikannya
tertera di paspor TKW tersebut. Kalau yang nama penjemput TKW itu tidak
sesuai dengan nama yang ada dalam paspor TKW, penjemput tersebut harus
memperlihatkan surat kuasa penjemputan dari calon majikan asli TKW itu.
Itulah alasannya mengapa para TKW di bandara King Khalid di kumpulkan
sebelum mereka dimasukkan ke ruang tunggu. Calon majikan berada diluar
sambil memelototi screen tv monitor. Disana akan disebutkan nama TKW
lengkap, nama majikan dan nomor urut TKW.
Kalau nama-nya sudah
cocok, para majikan akan lapor ke meja petugas sambil memperlihatkan
kartu ID asli. Setelah itu mereka akan memanggil TKW yang bersangkutan
dan memberikan paspornya. Setelah TKW dan majikannya menandatangani
surat-surat, barulah TKW itu bisa keluar mengikuti majikannya. Itu
prosedur yang masih saya ingat.
Kenapa saya tahu tentang prosedur tsb..?
karena saya pernah 2 kali mengambil pembantu dari PJTKI Jakarta. Biaya
yang dikeluarkan majikan untuk mengambil TKW, kurang lebih Rp. 28 juta.
Bahkan ada yang membayar lebih dari itu.
Untuk teman-teman yang
berada di Indonesia khususnya, ini sekedar informasi saja, tidak semua
TKW yang datang dan bekerja di Saudi Arabia itu semuanya mempunya
majikan WN Saudi.
Di Arab Saudi ini semua warga negara tersedia
disini. Jadi para TKW itu ada yang punya majikannya memang WN asli
Saudi, tapi tidak sedikit para majikan mereka itu warga negara lain yang
mukim dan tinggal di saudi Arabia. Soalnya masyarakat kita yang ada di
Indonesia kan tahunya, kalau TKW bekerja di Saudi Arabia, sudah pasti
saja majikannya warga negara Saudi.
Padahal tidak begitu…lho…!
Ada yang majikannya WN Turky, Mesir, Sudan, Siria, Lebanon, Palestina,
Jordan, USA, Pakistan, India dsb. (capek kalau harus nyebutin satu
satu mah…hehehe..)
Sudah hampir mau 10 tahun saya menetap di
Saudi Arabia, mengikuti suami yang WN Saudi. Karena menetap disini,
tentu saja saya sering sekali menjumpai TKW diluar rumah, baik di rumah
para kerabat suami saya, ataupun di rumah teman saya yang orang Saudi,
berjumpa di pesta2 nya orang Saudi, bertemu di mall2, di rumah sakit (
mengantar majikannya yang sakit ), di restaurant, di tempat bermain
anak2, Seringkali saya menjadi penterjemah dadakan karena TKW nya tidak
mengerti sama sekali perintah majikannya.
Kalau anda sudah lama
tinggal di Saudi dan anda sering belanja di toko2 Indonesia, seringkali
kita akan melihat ada TKW yang memang sedang berbelanja atau TKW
kaburan yang menunggu dijemput sesorang.
Tahukah anda…??
kalau para TKW ilegal disini jumlahnya hampir sama banyaknya atau mungkin lebih banyak jumlahnya daripada para TKW yang legal.
TKW kaburan kebanyakannya bukan karena disiksa majikan atau karena
tidak digaji majikan. Tapi banyak TKW yang kabur itu karena keinginannya
sendiri. Ada yang alasannya karena mereka ingin mendapatkan gaji yang
lebih besar dari gaji yang didapat dari majikan asli.
Bahkan
banyak yang jadi TKW kaburan karena mereka ingin bebas hidup bersama
pacarnya ( para sopir2 Indonesia, para pekerja asing seperti Pakistan,
Bangladesh, India ).
Itu bukan rahasia lagi kalau disini ada
sindikat/mafia yang akan menampung TKW kaburan. Seringkali saya membaca
di surat kabar lokal, kalau polisi telah merazia beberapa apartemen/
rumah2 kontrakan yang penghuninya hampir 99 % TKW ilegal asal Indonesia.
Dan ternyata mereka melakukan praktek pelacuran. Tarifnya cuma 50 sr (
120 rb ) sekali pakai.
Germo wanitanya kebanyakan orang
Indonesia asli, pasangan germo yang laki-laki seringkali orang Pakistan
atau Bangladesh. Menurut pengakuan mereka, kostumernya kebanyakan sopir2
taxi orang Pakistan atau pekerja kasar orang Bangladesh dan India.
Bahkan kadang2 ada juga sopir orang kita sendiri.
Para PSK asal
negara kita itu bukan hanya TKW kaburan saja, bahkan banyak yang datang
menggunakan visa umrah. begitu sampai di Jeddah mereka tidak pulang
lagi ke Indonesia, tapi mereka memilih menjadi TKW ilegal. Itu bukan
menjadi rahasia umum lagi disini.
Sepertinya setiap orang yang
sudah lama mukim disini pasti sudah pada tahu soal itu. Pemerintah saudi
Arabia sebetulnya terlalu baik terhadap TKW ilegal tsb.
Kenapa….??
karena menurut pengakuan para TKW ilegal, kalau mereka sudah ingin
menghentikan petualangannya sebagai TKW ilegal dan mereka ingin
secepatnya pulang ke Indonesia, para TKW ilegal itu akan menyerahkan
dirinya sendiri ke kantor polisi ( jadi bukan polisi yang menangkap
mereka, tapi seringkali TKW ilegal itu yg datang ke kantor polisi
menyerahkan diri minta ditangkap ). Karena dengan cara itu lah para TKW
akan di deportasi ke Indonesia dengan gratis ( biaya tiket ditanggung
oleh pemerintah saudi arabia ).
Oleh polisi TKW itu akan
dijebloskan dulu ke penampungan TKW yang bermasalah/ bahkan banyak juga
TKW ilegal itu ditampung dipenjara2 wanita, sebelum menunggu proses
dipulangkan. Kalau mereka di interogasi, mereka akan memberi alasan
kabur dari majikan karena dipukuli dsb, dan mereka memberi alasan tidak
tahu alamat lengkap majikannya.
Bagaimana polisi mau mencari majikan TKW tersebut kalau si TKW memberi alasan tidak tahu alamat majikannya….?
akhirnya TKW itu ditempatkan di penampungan dan sudah pasti akan dipulangkan ke Indonesia.
Wahh…teman2 jangan berfikiran bahwa penampungan/ penjara wanita di Saudi menakutkan….
Menurut sumber yang bisa dipercaya kebenarannya. Penampungan/ penjara
wanita di Saudi Arabia itu tempatnya sangat bagus. Makanan berlimpah
ruah, malah konon katanya mereka mendapat jatah uang bulanan untuk
membeli perlengkapan mandi sekitar 60 sr ( kurang lebih 140 rb ) per
bulannya.
Sementara para TKW cuma tidur, duduk2, nyanyi2 dan
menikmati hari2 nya sambil menunggu waktunya mereka di deportasi ke
Indonesia.
Kenapa saya tahu banyak tentang keadaan penampungan/
penjara wanita itu. Karena saya pernah punya TKW yang menurut
pengakuannya, ternyata dia sudah 7 kali bekerja di Saudi Arabia, dan dia
pernah 3 kali menjadi TKW kaburan, dan 4 kali menjadi TKW sukses.
Untungnya dia termasuk TKW kaburan baik, yang tidak pernah menjadi PSK,
dan saya percaya itu. Selama bekerja pada saya selama 3 tahun, si mbak
sebut saja namanya Sumi. Dia sering menceritakan kisah petualangannya
selama menjadi TKW kaburan, termasuk selama dia berada di penjara
wanita, dia juga menceritakan kisah teman2nya TKW ilegal yang sama2
dipenampungan.
Jadi kalau ada TKW yang pulang ke Indonesia
dalam keadaan hamil, terus mengaku diperkosa oleh majikan laki2/ anak
majikan laki2. Kita tidak harus begitu saja mempercayai omongan TKW itu.
Karena kenyataannya disini, banyak sekali TKW yang dihamili oleh
pacarnya. Bukan diperkosa, tapi suka sama suka, TKW hamil karena
diperkosa memang ada, tapi TKW yang hamil karena suka sama suka atau
akibat karena melacurkan diri juga banyak.
Itu sudah bukan
rahasia lagi disini. Sebagai seorang WNI, terus terang saya malu juga
dengan kelakuan sebagian TKW yang tidak bertanggung jawab itu.
Belum lagi di Saudi ini, TKW dari Indonesia itu terkenal sekali dengan
sihir-nya. Sementara di negara Saudi hukuman untuk yang melakukan sihir
sangat berat sekali.
Jadi kalaupun ada TKW yang tidak pernah menyantet majikannya, tetep aja kadang2 jadi kena getahnya.
Cerita ini bukan omong kosong belaka. Saya punya banyak rekan kerja
orang Saudi. Hampir semua pembantu mereka pasti orang Indonesia. Pernah
ada keluarga pamannya teman sekantor saya yang melaporkan pembantunya
yang TKW Indonesia ke kantor polisi karena ketahuan TKW itu memasukkan
air kencing ke dalam minuman majikan laki2 nya.
Bodohnya TKW
tersebut dia memasukkan air kencingnya ke dalam air putih, bukan ke
dalam air teh/ kopi terang saja majikannya itu curiga, kenapa air
minumnya berwarna ke kuning2 an. Karena disangka majikannya air itu
mengandung racun, akhirnya air itu dibawa ke laboratorium. Hasilnya
ketahuan, kalau air putih itu mengandung air kencing, setelah di
interogasi TKW itu mengaku kalau dia memang sengaja memasukkan air
kencing kedalam minuman majikannya, supaya majikannya tunduk atau
menyayangi TKW itu.
Bahkan katanya lagi dia pernah memasukkan
darah menstruasi dia ke dalam masakan2 untuk disantap majikannya.
Menurut keterangannya, dia tidak sendirian melakukan hal2 menjijikan
tsb, tapi hampir sebagian TKW yang datang ke Saudi melakukan hal2
seperti itu, karena mendengar cerita dari senior2nya yang ex Saudi
selama dipenampungan di Jakarta. Terus mempraktekannya, akhirnya
ketahuan dan dijebloskan ke penjara.
Teman saya yang orang
Saudi itu, sampai khusus datang kepada saya dan bertanya, kenapa banyak
TKW yang melakukan perbuatan seperti itu..?
bukankah dalam Islam itu merupakan dosa besar..?
dan TKW itu beragama Islam..?
“ Saya sendiri bingung harus menjawab apa..?
kenapa TKW itu berbuat hal2 menjijikan seperti itu, saya sendiri tidak tahu..?
karena saya kan bukan TKW….hahahah…Karena cerita itu berkembang dari
mulut ke mulut, akhirnya saya dengar banyak rekan2 orang Saudi yang
punya pembantu orang Indonesia memulangkan pembantunya. Alasannya,
mereka takut makanan mereka dicampur oleh air kencing atau dicampur
darah menstruasi. Dan sekarang ini banyak orang Saudi yang mengambil
pembantu dari Vietnam.
Pernah saya mendapat pertanyaan konyol dari seorang Saudi,
“ Di Indonesia ada listrik gak…??
ada telpon gak..??
ada Mac Donald gak…??”. Saya jawab saja.
” Tidak ada….!!! kami orang Indonesia masih hidup di gua gua…!!” hahahahahahaha.
Ternyata orang itu punya alasan sendiri, kenapa mengajukan pertanyaan
seperti itu. Karena dia punya pembantu dari Indonesia yang tidak tahu
caranya menggunakan setrika, mesin cuci atau alat2 lainnya yang
menggunakan listrik.. Mereka membandingkan dengan keadaan disini,
semiskin miskinnya orang Saudi semuanya alat2 rumah tangganya kan sudah
modern dan menggunakan listrik.
Sekitar 3 tahun yang lalu ,
ketika saya berkunjung ke rumah mertua diluar kota Riyadh. Saya
diperkenalkan dengan pembantunya tetangga dari mertua saya. Sebut saja
namanya Yuyun, baru kenal saya satu hari Yuyun sudah menceritakan kalau
dia punya pacar orang Yaman yang berjanji kan menikahinya kalau Yuyun
pulang cuti nanti ( kebetulan Yuyun, janda dengan anak 2 ).
Yuyun menceritakan betapa baik si Yaman pacarnya itu, suka memberi
Indomie, suka memberi pulsa, suka memberi uang jajan. Oia, Yuyun juga
menceritakan kalau si Yaman itu suka masuk diam2 ke kamar Yuyun, kalau
majikan2 Yuyun sudah tidur ( majikan Yuyun cuma berdua. Sepasang suami
isteri yang sudah tua ).
Wahh….ternyata si Yuyun ini nekat juga. Ngapain aja hayohh…??
kalau sudah berduaan di dalam kamar?
tidak mungkin kan cuma maen pasir…hehehe.
Saya sudah wanti2 sama si Yuyun, supaya tidak melakukan hal2 bodoh
seperti itu. Di Saudi ini kan yang namanya pacaran tidak diperbolehkan.
Kalau ketahuan bisa dihukum karena ada aturannya. Ternyata Yuyun mungkin
sudah tak tahan juga. Setiap hari memasukkan si Yaman, lama2 masuk
angin…
Ketika kandungannya menginjak 4 bulan, si Yaman kabur entah kemana.
Tinggalah yuyun dengan perut buncitnya, untung majikan Yuyun baik hati.
Yuyun cepat2 dipulangkan ke Indonesia, karena kalau sampai melahirkan
disini tanpa ada surat nikah resmi, Yuyun bersama bayinya bisa
dijebloskan ke penjara.
Selamatlah Yuyun dari hukuman cambuk karena kebaikan hati majikannya.
Itu kalau pas kebetulan majikannya baik hati, pembantunya hamil cepat2 dipulangkan untuk menyelamatkan pembantunya.
Coba kalau majikannya yang tidak mau mengerti. Mengetahui perut
pembantunya yang tiba2 melendung tanpa ketahuan tukang pompanya, boro2
dipulangkan, malah kalau gak diserahkan ke kantor polisi, bisa2 malah
langsung di buang di kolong jembatan layang .
Dan waktu pulang
ke Indonesia dengan membawa orok, untuk menutup malu biasanya TKW itu
akan mengarang cerita kalau oroknya itu hasil diperkosa atau hasil
dipaksa..
Padahal setelah beberapa lama kemudian, TKW itu akan kembali daftar ke PJTKI untuk kembali bekerja sebagai TKW di Saudi Arabia.
Itulah sebabnya, walaupun Saudi Arabia banyak dicaci maki di Indonesia
oleh orang2 yang tidak tahu kejadian sebenarnya, tapi tetap saja PJTKI
selalu kebanjiran calon TKW untuk minta diberangkatkan ke Saudi Arabia.
Kalau teman2 tidak percaya, coba temen2 cek dan ricek ke PJTKI di
Jakarta.
Teman2 akan mengetahui..
ada berapa ribu TKW
yg sedang menunggu mendapatkan visa untuk bekerja di Saudi Arabia. Dan
saya yakin sekali kalau di Saudi Arabia, banyak sekali TKW yang semodel
dengan si Yuyun.
Pemerintah Saudi bukan tidak berusaha menekan
serbuan datangnya para TKW ilegal, khususnya yang datang dari Indonesia.
Mulai dari 2 tahun yang lalu. Semua warga Asing yang tinggal di Saudi
Arabia, harus disidik jari lagi, di photo lagi di imigrasi untuk
disimpan di data base mereka.
Konon katanya untuk mencegah
masuknya kembali TKW ilegal yang pernah dideportasi ke luar dari Saudi
Arabia. Jadi para tenaga kerja asing yang pernah bermasalah di Saudi
Arabia, tidak akan bisa mudah masuk begitu saja walaupun mereka sudah
mengganti paspor bahkan mengganti namanya.
Saya masih ingat
pesan si mbak Sumi, bekas pembantu saya dulu. ” Ibu, kalau nanti saya
sudah pulang, dan ibu mau mengambil TKW dari jakarta lagi. Ibu harus
hati2. Jangan mengambil TKW yang asalnya dari T, P, B, L, S, C, M…karena
banyak TKW dari sana yang jahat2.
Saya kasihan sama ibu kalau
ibu mendapatkan TKW yang jahat, karena ibu orangnya baik…( saya disebut
baik, padahal saya bawel sekali..hehe ), Saya kasihan sama si putri
kalau diasuh oleh TKW yang tidak baik. Kalau saja saya tidak akan
menikah lagi, saya mau selamanya bekerja di rumah ibu.
Ibu
harus tahu, tidak semua TKW itu datang kesini karena mereka mau menjadi
TKW. Banyak lokalisasi pelacuran di Jawa Tengah dan di Jawa Timur yang
di geregek polisi, terus para bekas PSK itu larinya ke PT, melamar untuk
menjadi TKW. Dan kebanyakan mereka milihnya menjadi TKW di Saudi
Arabia.
Ya…ibu bisa bayangkan, mereka tidak akan menjadi TKW
yang baik karena menjadi pembantu itu susah, paling2 begitu sampai
disini juga para bekas psk itu akan kembali menjual diri. Jadi ibu harus
hati2 ya bu….!. Itu pesan si mbak sumi tercinta ( hallo…mbak Sumi..
sayang.. sehatkah mbak…? ).
Akhir bulan Mei kemarin, ketika
saya sedang di ruang tunggu seorang dokter mengantar kakak saya yang
sakit. Kebetulan bertemu denga seorang TKW yang juga sedang mengantar
majikannya berobat. Saya perhatikan majikannya, seorang perempuan Saudi
yang sudah tua.
Si majikan itu minta diambilkan air minum dari
tas yang dibawa2 TKW itu. Saya mendengar jelas TKW itu ngomel2 terus
dalam bahasa Indonesia. ” Dasar Babi, tadi ditawarin tidak mau, sekarang
minta…!” Saya yang mendengar omelan TKW itu, jadi gatal juga. ” Emang
dimana ada babi mbak..?!’. Si TKW itu tampak terkejut melihat saya. ”
Eh…ibu orang Indonesia..?!” tanyanya..
Sambil lalu, saya
sedikit menasehati TKW tersebut untuk sekedar menjaga bahasanya. Ngomel
sih ngomel, tapi masa babi sampai dibawa2…. hahahaha. Kalau majikannya
ngerti itu kata babi, saya yakin tuh TKW sudah ditendang 10 kilometer
oleh majikannya.
Sekelumit kisah2 diatas itu murni berdasarkan
pengalaman saya pribadi. Dengan tidak bermaksud mengambil kesimpulan
bahwa TKW/ PRT dari Indonesia itu semuanya jahat. Orang jahat itu ada
dimana2. Tidak di Saudi Arabia, tidak di Indonesia, tidak di Amerika,
tidak di Eropa, tidak di Afrika.
Di semua tempat dibelahan
dunia ini, orang2 jahat itu ada. Dan orang2 yang baik pun ada. Tidak
semua majikan2 orang2 Saudi ( khususnya ) itu jahat. Yang baiknya juga
banyak sekali ( makanya banyak sekali TKW yg betah bertahun2 kerja di
Saudi Arabia ).
Majikan yang jahat pun banyak, itu bisa kita
lihat dari banyaknya TKW yang pulang ke Indonesia dengan keadaan babak
belur, bahkan seringkali pulang hanya tinggal nama saja. TKW itu juga
tidak semua orang yang baik dan jujur, banyak sekali TKW yang jahat yang
penuh tipu muslihat. Makanya sering diberitakan di koran2 lokal disini,
kejahatan yang pelakunya TKW/ Tenaga Kerja Indonesia.
Baik dan
buruknya pengalaman seseorang, tidak menjadi tolak ukur baik dan
buruknya satu bangsa/ ras tertentu. Marilah kita sama2 dewasa dalam
menyikapi permasalahan masalah TKW ini ( khususnya TKW di Saudi Arabia),
yang kadang2 tampaknya seringkali di dramatisir oleh fihak2 tertentu
(khususnya orang2 yang tidak suka dengan Islam/ tidak suka bangsa Arab
).
Kalau kita mau jujur negara kita punya andil besar dalam semua permasalahan TKW yang bermasalah ini.
Negara Indonesia yang konon katanya dulu, gemah ripah loh jinawi,
ternyata sampai sekarang tidak bisa mensejahterakan rakyatnya. UUD45
pasal 34 ayat 1, ” fakir miskin dan anak anak terlantar dipelihara oleh
negara “ hanyalah kata kata keramat yang tertera di atas kertas belaka.
Pada kenyataannya para penguasa di negara kita sampai saat ini belum ada
yang berfihak kepada rakyat miskin. Selama angka kemiskinan dan angka
pengangguran semakin meningkat, selama itu pula keberadaan TKW yang
tidak berpendidikan pun tidak akan punah, malah akan semakin banyak dan
meningkat.
Dan selama itu pula, kitapun akan selalu mendapat
suguhan berita, tentang nasib para TKW yang memilukan. Dan itu merupakan
pekerjaan rumah untuk para pejabat penguasa negara Indonesia, terutama
bapak menteri tenaga kerja yang sejak tahun jebot sampai tahun 2010 mau
segera berakhirpun, belum ada tanda2 kapan Pekerjaan Rumah yang satu ini
akan segera bisa diselesaikan dengan baik.
Sumber: catatan diatas saya ambil dari tulisan mba’ Andini (Nining) di forum Kompasiana.com (
http://luar-negeri.kompasiana.com/2010/07/01/sisi-lain-cerita-tkw-di-saudi-arabia-bagian-1/) dengan sedikit edit tanda baca seperlunya.
Artikel: Moslemsunnah.Wordpress.com
SEBARKAN !